Hawksbill Sea Turtles (Penyu Sisik)

Hawksbill Sea Turtle - Eretmochelys imbricate

The hawksbill sea turtle (Eretmochelys imbricata) is a critically  endangered sea turtle belonging to the family Cheloniidae. It is the  only extant species in the genus Eretmochelys. The species has a  worldwide distribution, with Atlantic and Indo-Pacific subspecies—
E. i. imbricata and E. i. bissa, respectively.
The Hawksbill sea turtle (Eretmochelys imbricata) atau biasa disebut dengan “sisik” adalah jenis penyu dari family Cheloniidae, dan sekarang kehidupan mereka sudah mulai kritis dan terancam. Spescies
ini tersebar di seluruh samudera atlantik dan info-fasifik. Untuk sub-speciesnya, sisik terbagi dalam dua jenis. Yaitu E.i.imbricata dan E.i.bissa, yang patut kita hormati.

If you want to see Sisik (Hawksbill Sea-Turtles) in Belitung, take pictures, adoption the baby and release them in to the sea… there’s a sanctuary destination in Kepayang Island. We can bring you there, and make a sweet memory, involve yourself in the ecological experiences.
Jika anda ingin melihat penyu sisik (Hawksbill Sea-Turtles) di Belitung, mengambil foto, mengadopsi bayi penyu (tukik) dan melepas mereka ke lautan… ada sebuah destinasi di Pulau Kepayang. Kami bisa membawa anda kesana, membuat kenangan manis, terlibat dengan pengalaman akan kelestarian alam.

JUST SEND US EMAIL AT : imajitour@gmail.com

History of Granite Rocks from Belitung (Sejarah batu-batuan granit Belitung)

Belitung Island has a lot of granite rocks scattered on the beach, or in the middle of the mountain. It makes Belitung Island be a very exotic island to the a tourism spot. In addition to white sand, sea bright and transparent look, granite adds tremendous value to promote this place. 
Pulau Belitung mempunyai banyak sekali batu-batuan granit yang tersebar di tepi pantai, ataupun di tengah gunung. Hal ini menjadikan Pulau Belitung sangat eksotis untuk menjadi tempat pariwisata. Selain hamparan pasir putih, laut yang cerah dan terlihat transparan, batu granit menambahkan nilai yang sangat besar untuk memajukan wisata Pulau Belitung. 

Information from divers around the island of Belitung, stating that the lower edge of the ocean consists of steep slopes of granite, which connects the island to the other one. From that information, the geological fact is: all granite bodies scattered in Bangka-Belitung, Riau Islands, Singapore, Peninsular Malaysia, under Karimata South, and the South China Sea, Natuna Island and part of West Kalimantan, fused. In geology known as batholiths, as has been explained earlier in this paper.
Informasi dari para penyelam di sekitar Pulau Belitung, menyatakan bahwa tubir bawah laut terdiri dari lereng-lereng terjal batu granit, yang menyambung antara satu pulau dengan yang lain. Dari informasi itulah, secara geologi kenyataannya ialah :  semua tubuh granit yang tersebar di Bangka-Belitung, Kepulauan Riau, Singapura, Semenanjung Malaysia, di bawah Selatan Karimata, dan Laut Cina Selatan, Pulau Natuna dan sebagian Kalimantan Barat, menyatu. Dalam geologi dikenal sebagai batolit, seperti telah diterangkan di awal tulisan ini.

So, if you are interested to see and capture the magic of the Pacific granite that has been formed since the Triassic era, please contact us. 
jadi, jika anda tertarik untuk melihat dan mengabadikan keajaiban granit Belitung yang telah terbentuk sejak zaman triassic, segera hubungi kami. 

Submit your email to Belitung Imaji Tour : imajitour@gmail.com
Read More at www.belitungimajitour.com 

Belitung Exotic Animals - Maxima Clam (Kima)

The maxima clam (Tridacna maxima), also known as the small giant clam, is a species of bivalve found throughout the Indo-Pacific. They are much sought after in the aquarium trade, as their often striking coloration mimics that of the true giant clam, however the maximas maintain a manageable size, with the shells of large specimen typically not exceeding 20 centimetres (7.9 in) in length.

Maxima Clam (Tridacna Maxima), juga diketahui dengan nama "Kerang Raksasa - Mini", yang menjadi salah satu spesies dari tipe kerang berkatup dua yang tersebar di seluruh kawasan indo-pasifik. Mereka juga dicari dan diperjual belikan dalam perdagangan hewan-hewan aquarium, karena mereka juga memiliki warna-warna yang mencolok sama seperti spesies "Kerang Raksasa" yang sesungguhnya, namun Maxima Clam ("Kima" dalam bahasa Belitung) mempunyai ukuran yang masih efektif, dengan cangkangnya yang tidak akan tumbuh melebihi 20 cm (7,9 inci).

Belitung's people itself can make a maxima clam as food, there are also some places preserve it as an attraction to tourists. So, if you come to Belitung Island, snorkeling, you will see this animal.
Masyarakat belitung sendiri bisa membuat maxima clam sebagai makanan, ada juga beberapa tempat yang melestarikannya sebagai daya tarik kepada wisatawan.  Jadi, jika anda datang ke Pulau Belitung, melakukan snorkeling, anda akan melihat hewan ini. 

Want to make vacation with us? Submit your email to : imajitour@gmail.com

(Kilas lagu) Joy Aditya - Wahai Sang Pemimpin

   Berbekal sedikit modal dalam menyusun notasi-notasi di software Fruity Loop, dan berbekal sedikit imajinasi untuk membuat sebuah lagu, akhirnya, setelah berkutat beberapa hari... beberapa jam... sedikit ditambah dengan beberapa menit, dan beberapa detik. Selesai sudah lagu yang aku kasih judul "Wahai sang Pemimpin" ini.

   Lumayan, dalam pembuatannya, sempat terganggu dengan adanya asam lambung yang kumat (keasyikan bikin lagu jadi lupa makan). Yang namanya koyok cabe pun udah nggak tahu habis berapa lembar, begadang sampai subuh. Awalnya, lagu ini pengen dikasih lirik cinta dan dikasih judul "Wahai Tante Cantik (WTC)", tapi setelah dipikir-pikir lagi, nggak jadi deh. Soalnya aku sendiri pun bukan penggemar "tante-tante!" hehehe. 

   Kemudian aku berpikir lagi. Enaknya dikasih judul apa ya!?! Tema cinta... nggak lagi-lagi, ah! Sudah berapa banyak lagu yang bertema cinta di republik ini? Akhirnya setelah liat-liat orang demonstrasi yang diupload di Youtube, aku punya ide! Aku pengen lagu ini jadi bertema sosial... dengan tujuan mesra untuk para pemimpin kita. "Wahai Para Pemimpin", dikasih potongan-potongan klip yang diambil dari hasil liputan televisi / kamera amatir yang dipublikasikan di youtube. Mudah-mudahan, lagu ini bisa jadi sebuah hal untuk mengintropeksi diri kita masing-masing. Bagaimanapun, kalo teringat kata-kata dari JFK, "Jangan bertanya apa yang sudah diberikan untuk negara? Tapi apa yang telah kita berikan untuk negara ini." Oke. Setidak-tidaknya, aku sudah nyumbang lagu deh... hahaha!


Wahai Pak Presiden...
Tolong pimpin kami, pimpin dengan hati
Dengar tangis kami

Kami tlah gelisah... dan kurang percaya.
Mohon engkau tanamkanlah cinta

Wahai Pak Gubernur, wahai Pak Bupati
Pimpin tempat kami, dengan hati bersih.
Jangan kau kacaukan, jaga kepercayaan.
Kami Bukan tambang kekayaan...

Biarkan-biarkan kami bermimpi, tentang warna-warni.
Kalian tinggal membuktikan, pantasnya kalian...

Oh Pak Walikota, engkau bukan Dewa.
Tapi engkau bisa, buat kami bahagia.
Kami yang sengsara, dan kami yang marah...
Tolong engkau redakanlah segera.

Kami Muak dengan kasusmu, yang berderu-deru.
Kami hanya ingin melihat, kalian bermutu....